1.
Paolo Maldini
Siapa yang tak mengenal sosok bek legendaris AC Milan
ini? Pemilik abadi nomer 3 Milan ini adalah sosok hebat yang tak perlu
diragukan lagi kehebatannya dalam menjaga barisan belakang pertahanan
gawangnya. Karir sepak bolanya sebenarnya dimulai ketika ia berumur 10 tahun di
Milan junior dan terus berkembang hingga ia dipanggil ke tim senior Milan di
tahun 1985 dan melakukan debutnya pada 20 January 1985 di pertandingan Serie A
melawan Udinese menggantikan Sergio Battistini yang cedera. Dan setelah itu ia
menjadi andalan di posisi bek kiri maupun tengah selama 25 tahun karirnya di
San Siro. 7 gelar liga Italia dan 5 gelar liga Champions ia dapatkan bersama
klub berjuluk Rossoneri dan beberapa gelar bergengsi lainnya.
Pada saat usianya hampir mencapai 41 tahun, ia pun
menutup karirnya bersama AC Milan di musim 2008-2009. Sebagai penghargaan untuk
salah satu pemain bertahan terbaik dunia ini, AC Milan mempensiunkan nomer 3
dan hanya akan diberikan untuk putra Maldini ketika ia masuk ke tim senior AC
Milan nanti. Sementara itu, di timnas senior Italia, Maldini merupakan pemain
dengan penampilan terbanyak hingga ia pensiun dari timnas tahun 2002 setelah
hampir 8 tahun menjadi kapten timnas.
Pujian pun datang menghampiri Maldini yang dianggap
sebagai legenda hidup sepak bola. Misalnya saja pujian dari Ryan Giggs untuk
seniornya, “Paolo Maldini adalah seorang legenda. Dia bermain di level
tertinggi selama 25 tahun.” Tak beda jauh dengan Giggs, Massimo Ambrosini pun
memuji rekan terbaiknya di Milan, “Tak diragukan, pemain terbaik yang pernah
bermain bersamaku adalah Paolo Maldini. Karisma, kepribadian, dan kelasnya tak
diragukan.”
2.
Ryan Giggs
Anda pecinta klub Manchester United? Pastinya Anda
sangat mengenal sosok yang satu ini. Salah satu pemain sayap terbaik sepanjang
sejarah ini telah mempersembahkan dua belas kali gelar juara liga Inggris dan 2
gelar Champions serta banyak trofi lainnya ke Old Trafford.
Ia memliki penampilan terbanyak bersama MU sepanjang
sejarah yaitu 805 kali dan telah memecahkan rekor Sir Bobby Charlton yakni 758
kali. Pengalaman terindahnya adalah ketika memenangi liga Champions melawan
Bayern Munich di tahun 1999, “Saya masih belum bisa mempercayai kejadian 11
tahun yang lalu, itu menjadi malam yang sangat istimewa dalam hidup saya dan
juga para fans, hanya kebahagiaan yang ada dalam memori itu,” tutur Giggsy di
tahun 2010 ketika akan berhadapan kembali dengan wakil dari Jerman tersebut.
Sedangkan pujian datang dari teman dekatnya, Gary
Neville. “Ryan Giggs akan menjadi salah satu pesepakbola Britania Raya paling
sukses sepanjang masa dan saya tak melihat ada pemain lain yang dapat
melewatinya. Ia juga bakal segera meraih gelar ke-13-nya,” ujar Neville.
Lanjutnya, “Pemain terbaik dalam sejarah Liga Primer? Pastinya Ryan Giggs, tak
diragukan lagi. Ia bisa beradaptasi dalam setiap pertandingan. Ia bisa bermain
di mana saja dan itulah yang dibutuhkan pemain, mereka bisa beradaptasi,”
Mantan kapten MU tersebut juga meyakini bahwa karir Giggs masih ada untuk
beberapa tahun ke depan, “Ryan sudah berusia 38 tahun dan ia akan terus
memberikan kontribusi hingga 42 tahun jika ia mau, tubuhnya masih mampu, cara
bermainnya juga masih bagus dan demikian juga kualitas yang dimilikinya.”
Kesetiaan Ryan terhadap klub berjuluk Setan Merah pun
diungkapkannya pada tahun 2009, “Ketika aku selesai bermain untuk United, aku
tidak akan bermain untuk klub lain.” Dan hingga saat ini, Giggs masih tetap
menjadi andalan skuad Fergie.
3.
Carles Puyol
Kapten tim terlama di Barcelona ini merupakan salah
satu pemain bek terbaik sepanjang masa, ia menjadi kaptern tim Catalan tersebut
sejak bulan Agustus 2004, ia bergabung dengan Barca dari tim junior, dan masuk
ke tim senior sejak tahun 1999, hingga sekarang Puyol sudah bermain lebih dari
300 pertandingan Barcelona. Sementara itu, di timnas Spanyol, Puyol melakoni
debut pada 15 November 2000 ketika bertemu Belanda. Ia menjadi salah satu
pemain senior. Ia pernah menjajal persaingan di Piala Dunia 2002 dan 2006 serta
Piala Eropa 2004 dan 2008.
Pujian kali ini datang dari sesame pemain hebat, yakni
Ryan Giggs, “Puyol terlahir sebagai seorang pemimpin. Ia pemain yang tangguh
untuk dihadapi, seorang juara dan seseorang yang selalu anda inginkan di tim.”
Lain pula kali ini, pujian datang dari Pep Guardiola,
”Ia terus berlarian ke sana kemari. Dia kelihatan seperti masih berusia 20
tahun,” ucap Pep pada tahun 2009 yang kala itu masih menjadi pelatih Barcelona.
4.
Alessandro Del Piero
Lain pula cerita tentang Alessandro Del Piero.
Karirnya sebenarnya di awali dari klub Padova selama dua tahun, tetapi ia lebih
dikenal oleh pecinta sepak bola sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Juventus. Ia bergabung dengan klub yang bermarkas di Turin tersebut pada tahun
1993 dan pada 10 Januari 2006 ia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang
sejarah bagi Juventus setelah mengoleksi 199 gol dalam 13 tahun sebagai pemain
Juventus.
Di saat Juventus yang karena skandal suap dihukum
terdegradasi ke Serie B dan beberapa pemain Juventus meninggalkan klub itu,
Alex memilih untuk tetap bertahan bersama Juve padahal Arsenal telah bersiap
menampungnya. Kebersamaan Del Piero dan Juventus yang telah terjalin 19 tahun
berakhir Juni lalu dan musim 2011-2012 menjadi musim terakhir bagi del Piero
yang kontraknya tidak diperpanjang lagi.. Di klub tersebut, Del Piero telah
bermain dalam lebih dari 500 pertandingan dan dikagumi oleh masyarakat Turin
dan dianggap sebagai pemain dan kapten favorit.
Alex pun tetap memberikan dukungannya kepada seluruh
pemain Juventus melalui akun twitternya. “Bro, semoga beruntung di final Super
coppa! Aku selalu bersama kalian,” ucapnya ketika Juventus berhadapan dengan
Napoli beberapa bulan lalu.
Kegembiraan Alex sebagai fans atas kemenangan Juve
tertulis di situs pribadinya, “Sabtu kemarin saya seperti kembali ke masa lalu.
Untuk pertama kalinya saya menjadi seorang fans Juve, hanya sebagai fans,
senang mereka akhirnya menang di extra time.”
Di laga kontra Napoli tersebut adalah laga resmi
perdana Juventus tanpa Alex, dan pemegang ban kapten baru, Gianluigi Buffon,
mendedikasikan Piala Super Italia untuk sang sahabat, Alex. “Terima kasih Gigi,
saya lega kaulah yang mengangkat trofi itu. Hal itu adalah apa yang selalu kita
impikan dan kerjakan.”
Sepeninggal Pinturicchio, sebelumnya sempat tersiar
rumor bahwa Claudio Marchisio berminat memakai nomor keramat yakni 10 yang tak
lain adalah nomer Alex, tapi kabar itu segera disanggah oleh pemain tengah Juve
ini. “Saya tak akan memakai jersey nomor 10 milik Del Piero. Mengenakan nomor
itu sempat menjadi mimpi saya waktu kecil. Saat itu saya bermain sebagai
penyerang dan sekarang saya seorang gelandang.Saya bukan Platini, Baggio, atau
Del Piero. Saya tak bisa menentukan hasil pertandingan dengan gol saya, jadi
saya tak pantas untuk memakai nomor itu,”
5.
Fransesco Totti
Pemain kelahiran Roma ini dikenal sebagai simbol AS
Roma dan mendapatkan julukan “Sang Pangeran Roma” karena kesetiaan dan
kecintaannya terhadap kota dan klub tersebut. Il Capitano bergabung dengan AS
Roma sejak tahun 1993 dan hingga saat ini, 500 pertandingan telah ia maninkan
ia masih tetap menjadi kapten tim.
Fransesco Totti mendedikasikan kemenangan dalam partai
derby melawan Lazio bagi Presiden Roma, Rosella Sensi dan juga sang istri,
Ilary. “Ini derby impian saya, salah satu yang saya inginkan. Menang dengan dua
gol dari saya terasa sangat indah,”
Lanjutnya, “Saya mendedikasikan kemenangan ini untuk
keluarga Sensi, yang layak mendapatkannya setelah segala sumbangan yang mereka
berikan dan semangat untuk klub. Kami semua harus berterima kasih kepada
presiden Rosella Sensi dan
saya juga mendedikasikannya kepada istri saya, Ilary, yang sudah bersama saya selama sembilan tahun,” pungkasnya.
saya juga mendedikasikannya kepada istri saya, Ilary, yang sudah bersama saya selama sembilan tahun,” pungkasnya.
Pujian pun datang dari sang pelatih Luiz Enrique pada
awal tahun 2012 ini, “Totti adalah seorang pemain yang tidak banyak bicara,
namun langsung memberi teladan di lapangan, dan itu amat bagus,”
Berakhir sudah artikel panjang penulis… Dan itulah
kelima pemain hebat dunia menurut saya, mereka pantas untuk dikagumi dan
dikenang sebagai legenda sejarah sepak bola saat ini dan selamanya. Kesetiaan,
kecintaan, dan loyalitas mereka tak perlu diragukan lagi, mereka pemain yang
tak hanya melulu berfikir tentang materi, ketenaran, dll, tapi mereka lebih
memilih kebahagiaan terhadap apa yang mereka pilih serta tanggungjawabnya
sebagai pemain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar